Minggu, 05 September 2010

Cerita 2: Belajar Saja Tidak Cukup!!

”Dhe ... Dhe ! Kenapa melamun saja sih! Dhe ” Ehm ehm ... lagi mikirin seseorang yang kamu suka kah .... !”
”Pagi pagi begini kok melamun. Lebih baik kita berolah raga atau menyiran tanaman ! Sambil berpikir betapa kita beruntung bisa menikmati suasana pagi hari yang sejuk dengan nyaman atas ijin-NYA. ...
”Ya .. ya .... kaka benar Ka... ”, jawab Radhe kepada kakanya Gia.
”Apa sih yang dilamunkan ?”
”Aku sedang melamunkan sesuatu yang muncul dari pikiranku ....  tentang Proses Belajar  yang kemarin Ibu Tara bilang samu aku dan Tara ... ”
”Oh ya ... apakah itu merupakan sesuatu yang menarik buat kamu ?”  atau apakah ada sesuatu yang masih belum kamu mengerti ? sehingga sedari tadi Kaka perhatikan kamu melamun begitu asik ..  hi hi hi ? goda Kakanya. ”Baiklah ...   silahkan melamun kembali ... ” lanjutnya sambil meninggalkan Radhe sendirian.

Radhe melanjutkan lamunannya yang belum selesai. Membiarkan pikirannya menembus pintu pintu langit, membukanya satu demi satu. Didapatkanya  begitu banyak hal yang bisa dan harus dipelajari: pelajaran sekolah, pelajaran agama, pelajaran tentang ahlak dan budi pekerti, pelajaran tentang alam, pelajaran matematika, fisika, kimia, Pelajaran melukis, pelajaran bernyanyi dan lainnya. Semua terangkum dalam tiga bagian besar: Ilmu, Agama dan Seni, yang saling mendukung untuk menguak siapa sebenarnya yang menciptakan alam dengan segala apa yang terkandung didalamnya..

”Radhe ..... ”,  Bapak dan Ibu Radhe menghampiri anaknya yang masih mengenakan kain sarung yang digunakannya untuk sholat sedari shubuh tadi. Radhe mengucek-ngucek kedua matanya berusaha untuk menghentikan lamunan dan memusatkan pikirannya, kemudian tersenyum penuh kasih dan bahagia melihat kedua orang tuangnya yang begitu menyayangi dan memperhatikannya.

”Ya Abi ...Ya Umi ..... adakah yang bisa Radhe lakukan untuk Umi dan Abi ?” jawabnya takzim penuh hormat..” Tidak ... tidak ... Abi dan Umi hanya khawatir dengan kamu .., Sedari tadi kamu hanya duduk termenung di tempat belajarmu”, jawab Bapak Kamal sambil mencium kening anak laki-lakinya yang disusul dengan hal serupa oleh Ibu Radhe.

”Ada apa sebenarnya Nak ?”, tanya Ibu Radhe. ”Tidak Bu .. Radhe hanya berpikir kenapa orang harus belajar ?, Apakah ayah dan ibu juga harus belajar ? jawabnya balik bertanya. Ibu Radhe tersenyum dan kemudian menjawab ”Iya Nak, semua orang harus belajar, termasuk Ayah dan Ibu bahkan termasuk semua guru-gurumu, mereka tetap harus belajar, Belajar adalah hal yang diperintahkan oleh Tuhan pencipta kita. Dari mulai kita kecil sampai kita meninggal nanti proses belajar harus terus dilakukan, sehingga kita menjadi pribadi yang mendekati bahkan sempurna untuk kembali kepada-Nya”, Ibu Radhe menjelaskan dengan bahasa yang lemah lembut.


Bapak Kamal mengangguk nganguk tanda setuju dengan jawaban istri terkasihnya itu dan berkata ”Tapi Nak ..., ingat satu hal, Belajar saja tidak cukup !!, belajar tidak sama dengan keluhuran budi. Memang benar kita harus belajar untuk mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, jika menginginkan kebaikan dan menghindari kejahatan. Tetapi apapun yang kamu pelajari  harus meresap kedalam pikiran dan tindakan dalam hidup!!. Hanya dengan cara itu orang bisa menjadi berbudi mulia. Pelajaran dan pengetahuan yang tidak diresapi hanya akan menjadi tumpukan keterangan yang membebani pikiran  dan tidak menghasilkan keluhuran budi.
Pembelajaran yang dihasilkan seperti itu tidak lebih hanya seperti tampilan luar. Ibarat Piring ... bukan bagian dari makanan, Ibarat pakaian, bukan bagian dari diri kita !!.  Banyak-banyaklah membaca Nak ... Banyak - banyaklah bergaul dengan para guru dan para pemilik ilmu ? Membaca adalah langkah pertama yang harus dilakukan. Bacalah yang tampak .., seperti buku buku yang ada, dan bacalah yang tidak tampak seperti kondisi sekitar dirimu dimanapun kamu berada !!.

Radhe tertegun dengan penjelasan kedua orang tuanya dan kemudian memeluk mereka dengan penuh kasih, kasih sepenuh langit dan bumi...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar