Minggu, 05 September 2010

“Rasa, Nilai, Semangat dan Keiklhasan “

Sadarkah kita selama ini kita tidak ubahnya seperti mayat mayat yang hidup dan berjalan hilir mudik kesana kemari, di kontrol oleh apa yang selalu kita sebut "kebutuhan". Tanggung jawab dalam hidup (baca: beban hidup) membuat kita melakukan apa saja tanpa mempertimbangkan apa sebenarnya yang sangat ingin kita lakukan. Keterpaksaan beraktivitas, berproses seadanya dalam bekerja/belajar tanpa sadar selalu kita lakukan. Apa yang menjadi "Hasrat Diri" seakan menjadi terlarang untuk terungkap, apalagi menjadi pusat segala pembicaraan dalam forum-forum diskusi.

Bukankah ini pekerjaan yang sangat melelahkan dan sia-sia dalam konteks kata -- Keikhlasan --.  Seseorang berkata  ”Kita adalah apa yang kita pikirkan”, namun bagi saya perkataan itu belum tepat! ”Kita adalah apa yang kita pikirkan, lakukan dan rasakan”. Ini lebih mengena! Karena kita adalah manusia yang diberikan kelebihan oleh Tuhan dengan ”Rasa” yang tidak diberikan kepada mahluk lainnya.

Dengan rasa kita menjadi lebih mengetahui, mengerti,  dan  memahami apa yang sebenarnya yang ada didalam diri kita. Kita menjadi lebih mengenal diri kita sendiri ”. Kita menjadi sadar dan tahu apa yang membuat kita bahagia, sedih, kecewa, benci , marah  dan bahkan hanya dengan rasa kita menyadari apa yang sebenarnya membuat kita lelah dan bersemangat!!!.

Semangat yang ada sangat berhubungan dengan nilai –nilai yang kita percayai. Nilai- nilai inilah yang membangkitkan rasa yang ada dalam diri kita.  Nilai bisa berbentuk materi dan non materi. Namun sayang kebanyakan dari kita, nilai kita tidak lain adalah ”uang” (baca tekanan kebutuhan).  Kita menjadi punya energi lebih untuk melakukan apa yang ada didalam pikiran kita karena dorongan nilai-nilai tersebut. Apakah kita melaksanakan dengan rasa senang atau keterpaksaan ? Hanya kita sendiri yang bisa menjawabnya..

Semangat kata Albert Carr atau  Kata antusias (enthusiast) atau antusiasme (enthusiasm) yang berasal dari bahasa Yunani kuno “entheos” yang berarti “Tuhan di dalam” atau bisa diartikan dengan bahasa sederhana ”Ilham” atau menurut kamus Webster, antusiasme berarti “kegairahan yang kuat terhadap salah satu sebab atau subyek; semangat atau minat yang berapi-api” Semangat  Adalah merupakan sikap. Sikap untuk melakukan sesuatu tanpa paksaan bahkan selalu ingin melakukan yang terbaik, mengarahkan pikiran, perasaan dan tindakan kepada yang positif (lebih bernilai).

Namun sayang ”Rasa Kita” atau  Antusias  yang kita ciptakan adalah merupakan Antusias Yang Mandul (Masih ada keterpaksaan didalam melaksanakannya). Mengapa saya sebut Mandul ? karena rasa antusias yang benar seharusnya akan membangkitkan kekuatan/energi yang selalu ter”baru”kan, tidak mengenal apa yang disebut dengan ”Bosan, Lelah, Kecewa, Benci, Sedih  Atau Marah ....  Yang ada seharusnya selalu menyenangkan dan menyenangkan  (iklhas). 

1 komentar: